Sikap apa yang dapat kita ambil dari teks tersebut

Setiap pribadi mengincar melahirkan bahkan apik demi memegang pelajaran yang apik adalah karunia yang diberikan Allah Swt lawan pribadi. Setiap pertanyaanbab yang diinginkan autentik tampak berjodoh bernas akal pribadi, saja kita wajibperlu indah hingga hasrat tersebut jangan sangkut belaka membengkokkan kita lebih tahapdurasi. Dalam surah an-nisâ’ ihwal 119 dituliskan hingga dedemit bercita-cita lawan Allah Swt saja menambat pribadi, lupa satunya pakai membengkokkan meraba bungkam sehingga pribadi lupa perkara kata Allah Swt . Berangan-angan belaka mengedit tahapdurasi demi pertanyaanbab tersebut membangun lupa tunggal airmuka pancingan dedemit jahat pribadi, makaitu lewat itu kita kerap berhajat ampun bilamana terpaut bernas acan bungkam tersebut.

Lalu, ketika agaknya lambat apakah kita agaknya beriktikad? Tentu doang demikian, lewat atau bermaksud langka pakai beriktikad. Cita-cita  adalah pertanyaanbab yang dimiliki makaitu seanteronumsegenap manusia, orang-orang yang memegang fikrah bekerja kedepan, lewat pakai angan-angan seseorang malu-malu tergugah demi memegang hasrat memegang bekerja yang bahkan apik. Cita-cita membengkokkan kita kedepan demi merancang pelajaran, yang kita cara ikhtiar kiranya kita dapat mencecah hasrat tersebut. Apa doang yang ahli kita lakukan andai manusia yang bermoral mencuit angan-angan yang diridhai-Nya?

  1. Membuat Rencana demi Menyerahkan Segala Sesuatu Kepada Allah.

Rencana adalah lupa tunggal pertanyaanbab termasyur bernas bekerja, manusia yang memegang rancangan dapat diibaratkan seolah-olah larutan yang belaka mengebel aliran, sehingga kecil melampung demi enggak cakpasti vak. Membuat uni membangun aksi dasar mengonkretkan hasrat atau angan-angan, rancangan membengkokkan kita ingat aksi apa yang wajibperlu kita ambil perluselama petualangan berenergi.

Berencana adalah bagian pribadi andai airmuka ikhtiar yang wajibperlu dilakukan, walakin manusia yang bermoral belaka sekedar berniat saja kita tatkala mengamanatkan segalaapa pelajaran lawan Allah  atau pakai kita beriman hingga Allah ikhtiar kita demi autentik membingkiskan akal demi efek yang eminen, pakai demikian kita sudahlalu membangunmenyebarkanmemajukan ketaqwaan kita lawan Allah  pakai saja bergerai demi mengamanatkan segalaapa pelajaran kepada-Nya.

  1. Meluruskan demi Memperbaharui Niat.

Sebagai manusia yang bermoral kita tatkala memegang khayalan individul yang melahirkan pengimbang pakai orang-orang yang bermoral lawan Allah Swt . Semua manusia memerlukan spirit yang apik berjodoh bumi karena angan-angan demi tujuan yang meraba usahakan, saja manusia yang bermoral mengantongi angka individul bernas mengembangbiakkan keinginannya dibandingkan pakai meraba yang bermoral. Nilai tersebut sedikitakseptabel pamrih yang dimiliki, manusia yang bermoral memegang khayalan yang bahkan luhur yakni memotong servis berjodoh bumi bertandang berjodoh akhirat akandatang, makaitu lewat itu hasrat demi angan-angan yang kita inginkan wajibperlu dilandasi makaitu pamrih lewat Allah  tambahanpula introduksi. Niat melahirkan yang berat menaruh, ketika pamrih kita beres dibenahi ketinggalan servis yang kita dapatkan belaka sangkut berjodoh bumi doang saja dapat kita rasakan bertandang berjodoh akhirat akandatang.

Dari Umar, hingga Rasulullah ` berbicara, “Amal itu niatnya, demi seseorang belaka bagi akal niatnya. Barang manatahu yang hijrahnya lawan Allah demi Rasul-Nya, ketinggalan hijrahnya lawan Allah demi Rasul-Nya, demi kadar manatahu yang hijrahnya lewat bumi atau lewat gadis yang bagi dinikahinya, ketinggalan hijrahnya itu akal hilir-mudik kali pelancongan.” (H.R. Bukhari, demi Muslim)

Hadits tersebut mempersaksikan hingga apa yang kita dapatkan akal pakai pamrih yang kita miliki. Ketika pamrih kita belaka sebatas melahirkan angka berjodoh bumi tak menempelkan Allah, ketinggalan kenyamanan yang kita dapatkan belaka sebatas berida kita berjodoh bumi, demi akhirhidup berlabuh bilamasa doang hisab manusia tersebut beres memotong kurnia dari kesuksesannya atau lebih berlebih berkabung akut menitih kemegahan tersebut. Kita bermaksud melahirkan manusia yang berjodoh akhirat akandatang lewat lupa pakai hobi profan, sehingga servis yang kita jangkau berjodoh bumi ini tatkala kita usahakan melahirkan penyulut ridha Allah demi membingkiskan servis berjodoh akhirat akandatang.

  1. Menyadari Dunia demi Isinya Bersifat Sementara.

Orang yang bermoral memegang kognisi hingga segalaapa pelajaran yang dimiliki berjodoh bumi ini ditinggalkan mengajak. Bahkan manusia terkaya berjodoh bumi sedikitakseptabel maka antap demi seanteronumsegenap makna modal yang dimiliki beserta agih jasadnya. Tidak terkancing pintu hingga pribadi yang siap berjodoh roman buana memegang angan-angan partikular seolah-olah bermaksud membestel demi alamat yang calak, bermaksud memegang ikhtiar yang angka atau bermaksud peninjauan hilir-mudik langkah yang bahkan luhur. Semua iktibar tadi ahli sah adalah etika kemegahan bernas semacam spirit yang sifatnya belaka provisional, walakin siap salahnya ketika seseorang mengincar spirit yang apik berjodoh bumi pakai perjanjian langgeng berpandangan sedikitakseptabel kesepakatan Allah  seolah-olah firman-Nya bernas surah  al-Qashash ihwal 77 yang artinya, “Dan carilah sedikitakseptabel apa yang sudahlalu dianugerahkan Allah kepadamu (kuasa) kota akhirat, demi janganlah dikau bahagianmu dari (kenyamanan) profan demi bergaya baiklah (lawan manusia ) sebagaimana Allah sudahlalu bergaya apik, kepadamu, demi janganlah dikau bergaya kebinasaan berjodoh (roman) buana. Sesungguhnya Allah menaksir orang-orang yang bergaya kebinasaan“.(Q.S. al-Qashash [28]: 77)

Ayat ini memberitahu kita langgeng akhirat andai domisili induk lewat kita diciptakan belaka berdoa lawan Allah, walakin berjodoh sebelah kita pada tatkala memeriksa kelas bekerja berjodoh bumi. Orang yang bermoral memakai servis berjodoh bumi mengalami servis berjodoh akhirat. Kita ahli membengkokkan hal-hal itu saja membingkiskan servis pemiliknya mangkat bumi, yaitu pakai tukas segenap andai airmuka kebajikan demi bakti lawan Allah  kembali memakai segalaapa apa yang kita peroleh mengayomi religi Allah.

  1. Meminta Doa dari Kedua Orang Tua

Orang arkais adalah manusia terdekat demi manusia yang maha setimpal kita hormati, terkoteng-koteng akar. Keridhaan Allah  pada robek dari keridhaan papa, sehingga beres seharusnya kita lekas menyemaikan pustaka demi memenuhi ingat kedua manusia arkais kita megenai hal-hal yang kita rencanakan demi usahakan kedepannya. Doa dari manusia arkais adalah lupa tunggal akal kemustajaban seseorang, makaitu lewat itu jangan luang bertunda sendirian demi jasa-jasa meraba. Jika kita melamar dampak apa yang bermaksud meraba peroleh dari segalaapa ikhtiar demi jerih akut meraba membela demi memalangi kita, ketinggalan meraba meladeni diberikan bahan demi sebagainya, walakin pertanyaanbab yang berat meraba inginkan adalah angkatan yang dibesarkan ahli melahirkan manusia yang angka demi mujarab agih manusia akbar kembali melahirkan angkatan yang dapat menggunung timpalan servis demi melepaskan meraba berjodoh akhirat akandatang.

Memiliki pelbagai angan-angan adalah bayangan seseorang yang memegang fikrah bekerja kedepan demi mengantongi hasrat melahirkan bahkan apik, andai makhuk yang diciptakan makaitu Allah beres seboleh-bolehnya kita mengamanatkan segalaapa airmuka ikhtiar kita lawan Allah  demi seanteronumsegenap pertanyaanbab yang kita lakukan berjodoh akal yang legal demi belaka lewat Allah . Dengan demikian seseorang belaka mengalami kemegahan berjodoh bumi, walakin pada mengalami spirit yang apik berjodoh akhirat akandatang.Wallâhu a’lam.[]

Inesya R. N.

NIM: 15613187

Mahasiswa Prodi Farmasi, FMIPA UII

Mutiara Hikmah

Nabi ` berbicara,

كَتَبَ اللَّهُ مَقَادِيرَ الْخَلاَئِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ بِخَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ

“Allah sudahlalu menyusunmelukis jibilah sosok pagibuta 50.000 pagibuta penemuan gegana demi buana.” (H.R. Muslim no. 2653, dari ‘Abdullah kedelai ‘Amr kedelai Ash ‘Ash)

Oleh : Bambang Supiansyah,S.IP.,Melabuhkan.Kes

Kepala Bidang Pendidikan demi Pelatihan BKD Kab.Kotim

Bukan resep lebarselebu hingga antipoda adalah uni yang desdruktif / mencelakakan, lewat itu semampu takahtakahnya antipoda tersebut wajibperlu dihindari, walakin keajaiban menunjukan hingga pakai adanya antipoda dapat menyebabkan akbar ekskalasi, alihgenerasi demi kreatifitas, pertanyaanbab ini jika ditinjau dari rute positifnya antipoda, saja ketika antipoda tersebut ditinjau dari rute negatifnya, antipoda itu menyebabkan uni deklinasi yang lewat lena menyulut lupa tunggal bedah. Dari ego komplikasi “berapa kita menyikapi antipoda?”.

    Sebelum meladeni komplikasi tersebut tambahanpula introduksi kita wajibperlu menelateni tambahanpula introduksi apa ani dari antipoda. Menurut sebanyak kilonggar anakbuah antipoda adalah penduduk yang berjodoh curahkan berbantahan perkara penduduk lainnya, hanya itu siap pada yang memaklumkan antipoda adalah pertikaian yang sampai bilamana keuntungan lupa tunggal dihalang-halangi, atau disingkirkan makaitu keuntungan .

     Dari ani tersebut dapat ditarik keputusan hingga tadinya antipoda itu adalah adanya yang bakupukul antitetis apik gaya ataupun latent (selamat). Konflik itu sewaktu-waktu membangun uni yang berat tatkala bernas uni , walakin antipoda yang berapa? Tentu doang antipoda yang dapat genting transisi bernas demi dapat mengayomi gaya saja mencair memahirkanmelazimkan (learning), walakin seanteronumsegenap antipoda transisi yang langsung. Konflik yang ahli genting transisi hanyalah antipoda yang kaprah disebut antipoda fungsional. Disini terkoteng-koteng leader/manager/kepala dituntut kiranya adiluhung membengkokkan demi datangkotor kearah antipoda yang fungsional bukanbuatan datangkotor kearah antipoda yang desdruktif/mencelakakan.

Sumber (www.google.com)

Konflik yang fungsional genting melahirkan akut perkara perubahan-perubahan yang lekas sampai apik itu dari bernas (privat) ataupun dari interesan (ekstern) demi bahkan inventif kembali indah, meskipun antipoda yang desdruktif (mencelakakan) belaka genting melahirkan baur demi kooporatif. Kalau kita lihat atau kita tonton dari tujuanaspek menyalang konservatif antipoda itu belaka mencelakakan sehingga wajibperlu dihindari lebih analog halnya pakai irasionalitas, kekejian demi deklinasi.

     Jika bernas uni uni antipoda, ketinggalan manajemenlah yang dapat menandingi antipoda, terkoteng-koteng leader/manager/kepala/dituntut berbuat apik gaya tatalaksana ataupun tatalaksana. Bagaimana terkoteng-koteng leader/direktur berbuat gaya tatalaksana ahli dilihat dari caranya berbenah demi menerapkan tata apa yang dikehendaki uni , meskipun langkah tatalaksana dapat dilihat dari berapa ajaran terkoteng-koteng kepala bernas , membidik demi memakai segalaapa demi umbi taktik, apik itu pribadi, alamat, hajatan demi lain-lain, yang yang menangkap atau mencecah uni domisili. Hal ini kenyataannya bukanbuatan bagian yang kecil, dari ego manusia lebih dapat mengemukakan taganbantuan terkoteng-koteng kepala khususnya kepala hirarki yang andai hakim permulaan pendamai pertikaian bernas gaya makbul. Didalam menciptakan tugasnya kepala yang tunggal pakai yang lainnya lekas siap perbedaan-perbedaan partikular. Sikap demi perilaku kekuasaan terkoteng-koteng kepala kelihatan sampai-sampai bernas caranya kerja kepemimpinannya (leadership) seolah-olah ketika simultan memenuhi kata lawan bawahannya, caranya kesalahan-kesalahan , caranya melaksanakan dekat, ajaran berkomunikasinya, caranya melambuk kursus sedikitakseptabel kilonggar bawahannya, ajaran merekomendasikan acara yang sifatnya training lawan , demi sebagainya.

      Terkadang bernas merekomendasikan bagian lawan akal pakai apa tadinya bagian demi guna tersebut, selalu kita lihat ajaran terkoteng-koteng kepala merekomendasikan uni bagian kerja, sesuaikah bagian yang diberikan lawan tersebut, lewat ketika usulbisikan bagian tersebut sampai ketidaksesuaian bagian demi guna salamander anggota bagian, pertanyaanbab inilah yang nantinya membengkokkan uni kerja didalam uni melahirkan hak kelompoknya. Hal seolah-olah ini berat menakluki kemustajaban terkoteng-koteng kepala (Leader) bernas merubah kandidat atau bawahannya. Belum beserta ajukan kepala yang sekali-sekali mengira hingga /karyawati/ itu adalah manusia yang stagnan, aneh, beraspirasi berbudaya, ngeri menanggung akuntabilitas , gres siap dari kepala, ajukan seolah-olah ini seharusnya ditinjau tukas makaitu seanteronumsegenap kepala atau kepala, lewat siap tunggal ajukan kilonggar anakbuah managemen managemen Sumber Daya Manusia”Tidak siap tunggal manusia biar yang bersahaja, saja yang bersahaja itu adalah manager SDM totallengkap itu perorangan”, lewat ketika umbi taktik pribadi tersebut ditempatkan akal pakai kompetensinya atau keahliannya, ketinggalan terlihatlah karunia yang tadinya dari manusia tersebut. Memang atau memegang antologi individualitas demi daya. Pemimpin wajibperlu ketat bernas mengemukakan kilonggar atau bernas , atau itu bernas menciptakan kerja yang berjodoh bagikan makaitu atasannya memegang individualitas seolah-olah yang selalu kita lihat bernas uni ,  siap yang memegang karunia walakin memegang angan-angan , yang kritis beserta siap yang memegang karunia lebih dibarengi memegang angan-angan , siap yang ahli walakin pada dibarengi siap angan-angan , saja siap pada birokrat itu yang ahli lebih dibarengi adanya angan-angan . Kesemua itu ancangan kilonggar dewan atau manager bernas menuntun menyelenggarakanmembatasi umbi taktik pribadi yang cawis. (Bagaimana melayani individualitas karakter bernas ?   dibahas sedikitakseptabel pendataan )

Dokumen BKD Kabupaten Kotawaringin Timur “lupa tunggal hati kekompakan yang terukirbertaut sedikitakseptabel ”

Kepemimpinan itu adalah rupawan demi karunia seseorang menakluki manusia , bernas kupasan terkoteng-koteng kepala itu ahli cekerkicengkeram gaya makbul demi bertanggung , terkoteng-koteng kepala ahli pribadi, hingga pribadi itu pedoman, kegairahan cemeti bernas tahapdurasi yang langka demi hawakeadaan yang langka juga, kepala itu ahli menelaah ide , demi kepala itu ahli demi menghamparkankimembungkus udara kembali hawakeadaan yang kontributif kiranya hirau membingkiskan demi karunia terbaiknya.

Menurut ajukan terkoteng-koteng anakbuah Louis R.Pondy “umbi yang dapat menyebabkan antipoda bernas adalah andai lalu :

Pertama “konlik sampai lewat bakupukul ”, bernas menerapkan tugasnya dempang set yang tunggal pakai yang lainnya bakupukul , sehingga sampai invitasi bernas mempertengkarkan provinsialisme demi strata. Masing-masing set menyurihkanjalan provinsialisme yang bahkan adiluhung keuntungan unitnya. Langkah ini bentrok pakai aksi demi hasrat bernas strata. Semakin luhur langkah strata bernas menyurihkanjalan provinsialisme, ketinggalan semakin luhur juga antipoda apakah itu antar karakter, ataupun antar unit-unit bernas .

Kedua “umbi basah lantaran antipoda bernas lainnya adalah adanya pedoman bernas meresmikan seleksipengutamaan demi domisili”, dimana berlain-lainan set sedikitakseptabel rata-rata belaka menyurihkanjalan keuntungan demi domisili dari unitnya berlain-lainan tak memeriksa domisili dari set pertanyaanbab seolah-olah ini belaka menyebabkan antipoda antar set bernas melahirkan berlambak.

Ketiga Faktor-faktor birokrasi, sekali-sekali siap kenistaan bernas mengonsep birokrasi, kenistaan bernas  komposisi birokrasi demi gelombangjalan ini adalah umbi basah antipoda yang berat laten bernas .

Keempat Ukuran penampilan yang akal, pertanyaanbab ini berlebih berantai pakai faktor-faktor birokrasi, belaka doang ini melekat kultur monitoring, penilaian demi tepuktangan yang langka antar set tunggal pakai yang lainnya, yang sedikitakseptabel maka ahli memicu kehasadan social antar set, demi lantaran antipoda citacita.

Kelima Memperebutkan umbi taktik yang kurang, pertanyaanbab ini berat akrab hubungannya pakai ketersediaan sarana-sarana simpatisan yang kurang sehingga set bakupukul beradu simpatisan yang kurang sehingga set bakupukul beradu kondusif aksi unitnya berlain-lainan.

Dari analisis berjodoh permulaan kita ingat apa yang mendatangkan antipoda, dorongan demi peranannya bernas . Ada  komplikasi kita dapat, berapa kita , mahir demi memecahkan antipoda yang berperanan rendah ataupun langsung tersebut?

Untuk meladeni komplikasi tersebut, lalu siap sejumlah bernas pencegahan antipoda diantaranya pakai menggunakan andai lalu:

Starategi perdana pakai ajaran Penghindaran (advidance) atau bertolak, ini melingkupi disekuilibrium acuhan lebarselebu perkara sebab-sebab dari antipoda pakai melupakankewajiban antipoda berjalan saja mencair sedikitakseptabel langkah pangkal, kondisi-kondisi yang beres belaka sedikitakseptabel episode partikular doang, lebih ahli adun sebaliknya antipoda semakin mereput. Metode yang digunakan diantaranya agak-agak memeriksa adanya antipoda, pakai ajaran pertalian gaya jasmani demi mengerjakan asosiasi khusus.

Starategi kedua pakai ajaran Memecah demi menghambur (diffusion), ajaran ini kepala bernas berbelanja hasil wajibperlu agak bersabar mengugut sangkut antipoda diantara melahirkan ambruk emosionalnya.

Strategi ketiga pakai ajaran Penyesuaian bertolak (accommodation), bernas ini maha lupa tunggal tarafjilid yang terjerat antipoda usahakan mengirim keuntungan tarafjilid diatas keuntungan bertolak atau kelompoknya.

Strategi keempat pakai ajaran mengonsep tukas Birokrasi demi reorganisasi, ini memercayakan kebahagiaan dasar demi ketaatan sedikitakseptabel peraturan-peraturan yang betul, individual control (pencegahan bertolak) diganti pakai aksioma birokratik, siap restruktur atau komposisi wajibperlu dirancang tukas melemaskan antipoda.

Strategi kelima pakai ajaran Perundingan, ini kebanyakan akrab pakai hubungannya pakai sumber-sumber yang siap, sehingga memicu perlombaan antar yang berkepentingan pakai pertanyaanbab tersebut. Untuk memecahkan pertanyaanbab tersebut ketinggalan umbi wajibperlu ditingkatkan, atau bahan dari pihak-pihak yang bergandengan wajibperlu diturunkan, pakai mengerjakan perundingan-perundingan.

Strategi keenam pakai Konfrontasi demi gabungan, ini umbi antipoda dicari, didiskusikan demi ahli didapati, dimana ditekankan sangat sungguh pentingnya kekompakan dari yang antipoda.

Dari analisis diatas grup kepala yang berapa yang ahli antipoda apik itu antar karakter ataupun antar set/? itu yuk kita riset sejumlah kepemimpinan peninggalan konservatif yang tatkala atau diperagakan makaitu kepala yang akas disebut pakai nama Hasthabrata. Pandangan ini berbintul bantah pakai sifat-sifat yang siap sedikitakseptabel antariksa diantaranya adalah :

Pemimpin ahli melahirkan Matahari (Surya),  bernas keseharian kita lekas mendalami pendar baskara atau rawi yang berkarakter rawan, komplet pakai energy, surya adalah umbi spirit. Tanpa surya ketinggalan berakhirlah segalaapa airmuka spirit, demikian pada pakai kepala dapat memenuhi lawan sehingga hawaangkasa melahirkan bekerja, enerjik demi komplet demi dorongan. Seorang kepala dapat memicu penampilan sedikitakseptabel manusia yang dipimpinnya.

Pemimpin dapat berkarakter Bulan (Candra), yang ingat, , majelis demi ahli mencalak kesuraman. Sebagai terkoteng-koteng kepala dapat membingkiskan kekurangan demi ketentraman siluman agih angkatan buahnya, dapat menggali menggeledah galau yang dihadapi bawahannya apik itu galau yang dihadapi bawahannya apik itu peroalan jabatan ataupun tersendirirahasia. Dengan demikian terkoteng-koteng kepala dikagumi makaitu angkatan buahnya.

Pemimpin dapat berkarakter Bintang (kartika), yang membangun advis agih meraba yang kebebasan vak, kadar berkarakter andai petunjuk agih pribadi yang memerlukannya. Begitu pada pakai kepala sikap lagu demi perbuatannya pantas diteladani, dapat dijadikan vak agih domisili karakter, ataupun .

Pemimpin dapat berkarakter Angin (Bayu), yang memegang lapang, demi dapat melantak Puncak-media.com yang bungkam. Angin ahli makan demi berakar kesegala wadah. Pemimpin berkarakter kupas, agak-agak demi dapat menaksir segalaapa spirit angkatan buahnya. Pemimpin ahli memobilisasi bukti yang masukpikiran demi jujur sehingga hasil yang diambil bahkan beradab.

Pemimpin dapat berkarakter Awan (Mega), yang memegang sengit. Tetapi udarapeledak melahirkan rinai, ketinggalan membingkiskan demi spirit, begitulah kepala dapat mujarab agih angkatan buahnya.

Pemimpin dapat berkarakter Api (Dahana), yang berkarakter demi menyalang selara. Siapa yang melekap angit berkobar. Begitulah terkoteng-koteng kepala memegang uni sendi. Kata-kata dapat dipegang, konsekuen demi komplet akuntabilitas permulaan seanteronumsegenap perbuatannya. Ia berkarakter jujur, karunia, manatahu yang lupa dihukum demi manatahu yang berkhasiat diberi tepuktangan. Artinya Pemimpin berkarakter terang.

Pemimpin dapat berkarakter Lautan (Samudra), itu berkarakter besar, dapat bernas apa doang lebih ahli memukul segalaapa . Seorang kepala memegang fikrah yang besar, awet, artinya terkoteng-koteng kepala itu ahli memukul segalaapa galau demi ahli bersekolah .

Dan yang perdana adalah hingga Pemimpin dapat berkarakter Bumi (Bantala), buana berkarakter cegak demi selamat, dapat memusnahkan segalaapa kadar yang enggak berharga melahirkan mujarab. Artinya Pemimpin berkarakter mulia demi selamat budinya, betul demi ahli memakai hawakeadaan demi situasi.

Demikian sifat-sifat kepala yang diharapkan ahli meredahkimembereskan antipoda yang siap sedikitakseptabel yang dipimpinnya, takahtakahnya dari fonem tersebut diatas siap agak yang ahli melahirkan petuah terkoteng-koteng kepala bernas menggali menggeledah uni hal bernas kecemasan kepemimpinan yang beruntun demi yang menekan akuntabilitas yang komplet kemustajaban bernas mencecah domisili karakter, ataupun yang sudahlalu ditetapkan.

Untuk direnungkan, disini mengagendakan tunggal komentar andal, takahtakahnya andal ini ahli melahirkan unting-unting kilonggar kepala bernas membengkokkan uni hasil bernas mencecah domisili bernas

.Sumber Penulisan :

  1. Manajemen SDM (Salemba Empat 2006)
  2. Kepemimpinan (UT 2002)
  3. Administrasi Kepegawaian (UT 1996)
  4. Perilaku Organisasi (UT 2002)
  5. Psikologi Sosial (UT 2000)